Sabtu, 21 Mei 2011

Penasaran dengan Pemasaran II

Baru beberapa hari terakhir ini, saya menyadari bahwa pemahaman teman-teman mahasiswa tentang manajemen pemasaran ataupun strategi pemasaran, dan bahkan pemasaran itu sendiri ternyata melenceng jauh dari apa yang saya jelaskan. Tapi tunggu dulu, kalimat itu bukan berarti saya meragukan kemampuan logika dan analisis teman-teman mahasiswa. Pun melenceng jauh itu bukan berarti salah kaprah, dalam arti saya yang benar, mereka yang salah, oohhh noo, is not like that, seriously…

Pemahaman mahasiswa yang nylentang tentang pemasaran maksudnya adalah bahwa yang melakukan pemasaran itu hanyalah perusahaan-perusahaan pembuat produk (barang/jasa) + perusahaan ritel, titik. Itu saja…lintunipun mboten nate nglakoni yang namanya pemasaran. Di sinilah yang menjadi ganjalan saya, bahwa jika yang melakukan pemasaran hanyalah para produsen, maka saya harus jujur mengatakan bahwa: sejauh yang saya pahami tentang pemasaran, itu masih sempit …

Pemasaran itu ada dimana-mana, mulai dari tukang becak sampai anggota DPR, dari mahasiswa sampe dosen, dari anak, suami, istri punnnnn…sadar tidak sadar, suka tidak suka, mau tidak mau, kita semua pasti melakukan yang namanya pemasaran. Gak percaya? Ok, kita ambil satu contoh sederhana saja, dalam pemasaran kita mengenal istilah “positioning”, perlu agan2 ketahui, bahwa positioning ini bukan tentang penempatan produk kita, dalam arti produk kita di jual dimana, bukan itu. Pun juga bukan tentang tentang posisi perusahaan kita terhadap pesaing kita (yang pemimpin yang mana), bukan juga. Menurut Hermawan Kertajaya, positioning itu ibaratnya “janji” kita kepada konsumen kita, terlepas bahwa positioning menurut ahli pemasaran lainnya adalah tentang cara kita membuat konsumen mempersepsikan produk kita lebih positif.

Nah, kembali ke contoh, tentunya anda atau kita sajalah wes biar kesannya saya tidak menuduh anda, pernah atau sudah punya yang namanya pasangan (pacar/istri/suami), ya kan? Dan saya yakin kita pernah “nggombal” ke pasangan kita ya kan? “Dek, engkau memang bukan yang pertama dek, tapi yakinlah, bahwa engkau adalah yang terakhir buat akang, dek”, dan si adek pun menjawab, “dapurmu mas mas, kita masih SD kok, sudah ngomong begituan!”, ya to? (ngaku saja!!)…

Nah kata-kata janji yang diucapkan di atas, itu kan juga bicara positioning juga, karena kita sedang berjanji untuk setia kepada pasangan kita kan? Ibaratnya kan kita sedang melakukan cara agar pasangan kita mempersepsikan kita sebagai orang yang setia kan? Contoh di atas itu sudah termasuk pemasaran lo pren. Hal ini sering juga kita lakukan kepada konsumen kita, "pak produk kita ini jempolan lo pak (maksudnya ukurannya sak jempol :D), wes pokoke tok cer wes, dijamin lancar dah...", kan hampir sama ya kan dengan contoh hubungan asmara di atas, sama-sama berjanji...

Jangan kan contoh tentang hubungan asmara seperti di atas, dalam agamapunnnn, ada lo pemasaran. Masih gak percaya??

Plus, bagaimana pembuktian "janji" atau positioning itu?...

Tunggu tanggal mainnya…sori, maksudnya penjelasan selanjutnya….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar